4 indikator teknikal untuk digunakan saat trading komoditas

Indikator teknikal adalah bagian penting trading. Indikator ini mungkin mencerminkan tingkat volatilitas, memprediksi pembalikan tren, dan menandakan potensi titik masuk dan keluar. Namun, untuk membuatnya berfungsi, Anda harus memilih alat yang tepat terkait aset yang Anda perdagangkan, kerangka waktu yang Anda gunakan, dan strategi yang Anda terapkan. Di bawah ini Anda akan menemukan indikator teknis paling efektif yang akan membantu Anda berdagang komoditas aman dan berisiko.

Raih profit dalam 1 menit
Trading sekarang

Bisakah Anda bayangkan bahwa pasar komoditas berasal dari Sumeria antara 4500 SM? dan 4000 SM?

1. Bollinger Bands

Bollinger Bands adalah indikator teknis yang mencerminkan tingkat volatilitas. Indikator jenis ini terdiri dari tiga garis: garis bawah, garis atas, dan garis tengah. Ketika garis menyimpang, volatilitas meningkat. Selain sinyal volatilitas, indikator dapat membantu trader memperkirakan pembalikan tren. Biasanya, ketika harga mencapai garis atas, harga mungkin segera turun. Namun, pembalikan tren tidak dikonfirmasi hingga harga menembus di bawah garis tengah. Sebaliknya, jika harga berada di dekat pita bawah indikator, harga mungkin akan segera naik. Tren naik tidak dikonfirmasi hingga harga menembus di atas garis tengah.

Indikator ini mungkin lebih bermanfaat untuk komoditas yang sangat fluktuatif.

2. Moving Average

Simple moving average adalah alat utama untuk menganalisis aset apa pun. Indikator ini mencerminkan tren pasar secara keseluruhan dan memprediksi perubahannya. Biasanya, trader menerapkan dua MA dengan periode berbeda dan mencari interaksinya. Sinyal yang paling umum adalah golden cross dan death cross.

  • Golden cross muncul ketika MA dengan periode yang lebih pendek naik di atas rata-rata pergerakan dengan periode yang lebih panjang, menandakan potensi tren naik.
  • Death cross adalah kondisi pasar ketika MA dengan periode yang lebih pendek turun di bawah rata-rata perdagangan dengan periode yang lebih panjang, menandakan kemungkinan tren turun.
HSB Investment menyediakan panduan komprehensif untuk pemula tentang 10 jenis pola grafik yang berbeda

Meskipun rata-rata pergerakan adalah indikator lagging yang memberikan sinyal dengan penundaan, ini adalah alat yang andal untuk mengidentifikasi tren secara keseluruhan. Tetap saja, ada baiknya menggunakan MA pada kerangka waktu tinggi atau saat memperdagangkan komoditas dengan volatilitas rendah.

3. Relative Strength Index (RSI)

Indeks kekuatan relatif (RSI) adalah osilator yang biasanya digunakan saat trader mencari pembalikan tren. Sinyal yang paling umum adalah divergensi dan kondisi overbought/oversold.

  • Perbedaan antara osilator dan grafik harga memungkinkan trader memprediksi kapan harga akan berbalik arah. Sinyal bullish terjadi ketika harga membentuk lower lows, namun indikator bergerak naik, menempatkan higher lows. Sinyal bearish muncul saat harga terus membentuk titik tertinggi yang lebih tinggi, namun RSI turun.
  • Osilator memiliki dua level kunci — 30 dan 70. Harga kemungkinan akan naik ketika RSI meninggalkan zona oversold dan menembus di atas level 30. Jika RSI meninggalkan area overbought dan turun di bawah level 70, itu pertanda harga akan turun.

Indeks kekuatan relatif dapat digunakan untuk komoditas dengan volatilitas tinggi dan rendah.

Berapa banyak yang dapat Anda hasilkan sebagai trader harian?
Sebaiknya Anda mempelajari potensi hasil – bukan memimpikan penghasilan besar tetapi harus mengetahui cara berapa banyak yang harus Anda investasikan per perdagangan.
Baca selengkapnya

4. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Indikator MACD didasarkan pada rata-rata bergerak. Oleh karena itu, ini juga digunakan untuk mengidentifikasi tren pasar. Meskipun memberikan beberapa sinyal, persilangan garis 0 dan divergensi adalah yang paling umum.

Mulai dari $10, hasilkan hingga $1000
Trading sekarang
  • Level 0 dan histogram MACD mencerminkan perubahan arah harga. Ketika histogram turun di bawah garis 0, harga turun. Saat histogram menembus di atas level 0, harga naik.
  • Sinyal divergensi sama dengan indikator RSI.

Karena alat MACD didasarkan pada indikator rata-rata bergerak, ini memberikan sinyal tertunda. Oleh karena itu, seorang trader mungkin bingung saat menggunakannya untuk trading dengan volatilitas tinggi.

Kesimpulan

Meskipun trading komoditas memiliki fitur unik, seorang trader dapat menerapkan indikator teknis yang banyak digunakan untuk aset lainnya. Tetap saja, penting untuk mempertimbangkan volatilitas instrumen yang Anda perdagangkan. Tidak semua komoditas stabil — beberapa mungkin mengejutkan Anda dengan tingkat volatilitas yang signifikan.

 Sumber:

Commodity Investing: Top Technical Indicators, Investopedia

Commodities Trading and Technical Analysis, The Balance

Trading dengan profit hingga 90%
Coba sekarang
<span>Suka</span>
Bagikan
ARTIKEL TERKAIT
4 min
4 manfaat yang tidak biasa dari indikator StdDev untuk perdagangan baru
4 min
3 indikator teknis terbaik untuk trader pemula
4 min
5 indikator trading terbaik untuk swing trader
4 min
3 indikator teknis terbaik untuk pedagang pemula
4 min
Apakah trader pro benar-benar menggunakan indikator?
4 min
Cara menggunakan indikator teknikal dalam trading perdagangan Forex

Membuka halaman ini di aplikasi lain?

Batal Buka